Gara-gara Ahok, PDIP Jakarta Pecah, Tak Solid
Berita Islam 24H - Gara-gara mengusung pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidajat maju di Pilkada, PDI Perjuangan DKI Jakarta pecah, tak solid. Jelang pilkada, gelombang pengunduran diri kader dan pengurus terus berlangsung. Setelah Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan, giliran kader dan pengurus Jakarta Jakarta Utara mundur. Mereka menolak Ahok-Djarot karena tidak pro wong cilik, dan menolak reklamasi yang menyengsarakan rakyat kecil.
Partai besutan Megawati Soekarnoputri di Jakarta, merupakan pemenangan Pemilu 2014. Tapi, pada Pilgub DKI 2017 mereka tidak sesolid sebelumnya. Hal tersebut akibat, keputusan DPP yang mengusung pasangan Ahok-Djarot.
Para pengurus yang mengundurkan diri itumenilai, Ahok-Djarot tidak sejalan dengan wong cilik. Sebelumnya, ratusan kader dan pengurus PDIP Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan pengurus DPD PDIP mundur. Langkah itu, diikuti struktural partai berlambang moncong putih Jakarta Utara, karena sudah tak sejalan.
Bendahara Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Jakarta Utara Daeng Basri mengungkapkan, alasannya mundur karena menolak pencalonan Ahok. Sebab, program calon petahana yang melanjutkan pembangunan pulau buatan di pesisir Utara Jakarta.
Padahal, kata dia, jauh sebelum pesta demokrasi lokal di Jakarta, DPC Jakarta Utara bersama sejumlah warga pesisir dan nelayan sudah mendatangi Ketua DPD PDIP DKI, Boy Bernadi Sadikin agar menolak program itu.
"Namun, tidak didengar oleh Ahok. Malah meneruskan proyek reklamasi. Kami, jelas tolak reklamasi," kata Daeng Basri di Jakarta, Jumat (9/12/2016).
Sebab, menurut Daeng Basri, kebijakan tersebut tak senapas dengan aspirasi warga pesisir dan nelayan, yang umumnya rakyat kecil. Reklamasi merupakan penggusuran wong cilik.
"Katanya, PDIP partai wong cilik. Tapi, kok usung calon yang mengusik wong cilik dan membela pengembang?" kritiknya.
Kedua, sambung Basri, Ahok tidak mampu menjadi pemimpin karena tak bisa memberikan teladan ke warga DKI. Ini tercermin dari kasus dugaan penistaan agama yang menjerat bekas bupati Belitung Timur itu.
Pernyataan tersebut, bukan yang pertama kali. Dia menjelaskan, sebelumnya juga beberapa kali sempat mengeluarkan kata-kata kasar yang enggak pantas diungkapkan oleh warga biasa, apalagi pejabat. "Kami, ini orang timur yang menjunjung tinggi kesopanan," imbuhnya mengingatkan.
Dukung Anies
Dia menambahkan, pada Senin (12/12/2016) nanti, sejumlah pengurus DPC dan Pimpinan Anak Cabang (PAC) PDIP Jakarta Utara akan mengikuti langkah Boy Bernadi Sadikin mendukung pasangan Anies-Sandi. "Kami pilih calon yang tolak reklamasi," tandas Daeng Basri.
Terpisah, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (BP Pemilu) DPD PDIP DKI Gembong Waraono menegaskan, partai dan tim pemangan pasangan Ahok-Djarot tidak terpengaruh dengan mundurnya pemgurus PDIP. "Biarkan saja mundur. Wong cuma segelitir kok," tegas Gembong.
Menurutnya, sejumlah kader dan pengurus yang hengkang mengikuti langkah Boy Sadikin merupakan hak politik mereka. Sebagai, partai kader serta memiliki kematangan dalam menghadapi pemilu dan pilkada sehingga sama sekali tidak khawatir.
"Kami, jalankan fatsun partai. Kalu tidak sepaham memang baiknya mundur," tandas Sekretaris Fraksi PDIP DPRD DKI itu.
Pecah
Sebelumnya, pengamat politik dari JPPR, dukungan PDIP kepada Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, akan membuat akar rumput PDIP akan terpecah.
"Sangat disayangkan karena PDI-P memecah sendiri gerbong partainya," ujar Sunarto seperti dilansir Tribunnews.com, beberapa waktu lalu. [beritaislam24h.net / htc]
Silakan Tinggalkan Balasan: