Top News



Nama Abdul Somad menjadi perbincangan publik.  Lelaki muda Riau ini menjadi salah satu fenemona dalam gerakan Islam Indonesia kontemporer.

Menurut Pakar Sejarah Islam, Moeflich Hasbullah, bahwa sosok Abdul Somad berwatak keras, bersuara lantang, ucapannya tegas dan wawasan keislamannya luas.

"Kelebihan Abdul Somad dari Habib Rizieq adalah penguasaan sumber kitab-kitab klasiknya lebih lengkap. Dalam diri Abdul Somad, banyak kelebihan yang merupakan gabungan dari beberapa sosok ulama-mubaligh masyhur di Indonesia," ujarnya berdasarkan keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Jakarta, Jumat (29/12).

Abdul Somad menguasai sumber-sumber klasik Islam atau kitab kuning sebagai sumber keilmuan dakwahnya. Bila Zainuddin MZ hafal membacakan teks Arab dakwahnya, maka Abdul Somad bersama dengan nama kitabnya, nama pengarangnya, teks kalimatnya dan konteks kitab yang dikutip.

"Dalam penyebutan itu, ia (Abdul Somad) hampir tidak pernah ada jeda berpikir dulu, daya ingatnya luar biasa, informasi sumber kitab langsung mengalir dari ingatannya. Kalangan ulama, kiai, habib, ustadz dan mubaligh angkat topi atas penguasaan sumber-sumber kitab klasiknya, semuanya hormat," katanya.

Uniknya dari Abdul Somad adalah hubungannya dengan NU. Ia orang NU tapi tidak seperti ulama-ulama NU lainnya yang umumnya berseberangan dengan mainstream atau dengan umat di luar NU.

"Pikiran Abdul Somad tidak mewakili NU tapi mewakili independensi keilmuan dirinya dan umat Islam. Abdul Somad orang NU tapi membenarkan khilafah dengan dasar kutipan kitabnya yang kuat dan juga simpatik pada Erdogan, bahkan mengidolakannya, yang rata-rata orang NU tidak suka," ungkapnya.

Ia menyebut, bila dikelompokkan dengan ulama NU lainnya, mungkin Abdul Somad sejalur dengan KH Hasyim Muzadi yang ketegasannya sama. Suara keduanya mewakili umat Islam bukan hanya mewakili NU, tapi di luar NU tetap diterima.
"Hasyim di jajaran ulama senior, Abdul Somad yunior. Di kalangan para habib NU, Abdul Somad juga diterima karena kedalaman ilmunya," ucapnya.

Bahkan, menurutnya, Abdul Somad diundang ke halaqah habaib NU diberi kesempatan bicara yang menunjukkan ke NU-an Somad dan sebelumnya dengan takzim mencium tangan Habib Umar bin Hafidz dan Habib Luthfi Yahya yang kharismatik.
"Mungkin Abdul Somad lebih mewakili NU garis lurus bersama Gus Nur tapi beda popularitas, wawasan dan kematangan emosi," jelasnya.

Dosen UIN Sunan Gunung Djati ini mengatakan, kematangan emosi Somad bahkan jauh dibandingkan dengan Ketua PBNU sendiri, Aqil Siradj. Tak heran, sebagian kalangan NU ada yang mengharapkan Abdul Somad memimpin NU menggantikan Aqil Siradj.

"Prediksi saya, bila itu terwujud, citra NU di masyarakat Muslim non NU akan jauh membaik yang selama ini seolah selalu menempatkan diri harus selalu berseberangan dengan gairah keislaman baru yang sedang berkembang," ucapnya.

"Di luar NU, Abdul Somad juga pernah sowan ke Amien Rais di Yogyakarta yang merepresentasikan pemimpin senior Muhammadiyah, profesor dan cendekiawan Muslim senior yang tetap konsisten di sayap kritis atas penyelenggaraan pemerintahan," ungkapnya.

Menurutnya, dengan tawadhu dan pengakuan kepada Amien Rais, Abdul Somad meminta nasehat. Amien Rais pun memberinya nasehat agar Abdul Somad berhat-hati untuk tidak menjadi ulama yang datang ke penguasa dan mengetuk-ngetuk pintu istana.

Bukan mustahil, sarjana alumni Mesir dan Maroko yang kurus, cerdas, tegas, berilmu dan independen ini, akan menjadi pemimpin alternatif Islam Indonesia masa depan yang diterima semua golongan.

Ia menyebut, sosok Abdul Somad jarang ada pada ulama-ulama lain yang selama ini dikenal. Ceramah-ceramahnya padat ilmu dan humor-humornya segar. "Ia tegas tapi fleksibel, militan tapi juga kultural. Dalam diri Abdul Somad ada kultur NU, ada kemajuan Muhammadiyah, ada nahyi munkar FPI, ada aspirasi para habib, ada penerimaan pada khilafah bahkan ada nuansa salafi-wahabi," jelasnya.

"Lengkap sudah ulama yang satu ini dan, sekali lagi, bukan mustahil, inilah sosok pemimpin Islam Indonesia masa depan yang selama ini sulit dicari," katanya.

Republika.co.id


Pemerintah Kota (Pemkot) Bukittinggi memastikan tidak akan menggelar perayaan tahun baru, meski menjadi salah satu daerah tujuan wisata di Sumatera Barat.

Hal ini ditegaskan oleh Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias pada sejumlah wartawan di Bukittinggi, Selasa (26/12). Alih-alih mengadakan pesta dan perayaan tahun baru, Ramlan justru meminta masyarakat untuk menghabiskan malam pergantian tahun baru masehi tersebut dengan kegiatan positif dan bermanfaat. Terlebih pesta pora perayaan tahun baru bukanlah budaya masyarakat Bukittinggi.
"Lebih baik menggelar kegiatan di masjid atau mushola. Atau tidak keluar rumah saat malam tahun baru. Berkumpul dengan keluarga akan lebih baik dengan kegiatan positif. Daripada keluyuran malam, bahkan sampai dini hari," paparnya.

Wali Kota berpesan kepada masyarakat Bukittinggi, khususnya remaja untuk tidak ikut-ikutan bermalam tahun baru dengan berkeliaran sepanjang malam.

"Memantau malam tahun baru, Pemkot Bukittinggi melalui tim keamanan akan melakukan patroli keliling untuk memantau situasi. Tim ini nanti akan dipusatkan di tempat keramaian. Seperti jam gadang, dan beberapa objek wisata lainnya," terang kelapa daerah yang berhasil memenangkan Pilkada lewat jalur independen itu.

Kendati demikian, Ramlan mengaku juga tidak bisa menghalangi niat masyarakat untuk ke luar rumah dan merayakan gegap gempita pergantian tahun baru.

"Kita tidak bisa juga melarang untuk itu. Sebab, Bukittinggi adalah salah daerah wisata favorit di Sumatera Barat. Jadi, sudah menjadi rutinitas kunjungan meningkat saat liburan dan tahun baru," pungkasnya.

(rcc/JPC)

jawapos
Up-News – Penganut Kristen ini malah respect dengan sikap Chocolicious yang tolak ucapan Natal


Pasca penolakan pesanan kue dengan ucapan Selamat Natal, toko roti cokelat Chocolicous Indonesia di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, kini menjadi buah bibir. Bukan saja di sosial media, tapi juga diberitakan oleh media-media mainstream.

Walau sikap Chocolicous ini dibully oleh beberapa pihak, bahkan dituding intoleran, namun ternyata ada penganut agama Kristen yang jutsru respect dengan sikap Chocolicous.
Selphie Usagi, seorang penganut Kristen menuliskan di akun fbnya:
“Sebagai penganut agama Kristen, gue sama sekali nggak masalah dengan keputusan toko kue ini. Tidak merasa didiskriminasi. Seller nya menjelaskan dgn baik-baik di Instagram dan meminta maaf bahwa mereka tidak bisa membuat ucapan tsb. Menolaknya pun secara halus. Toh bukannya kita mau beli ditanya dulu agamanya apa kan. Mau agama apa yg beli jg mereka terima, mereka hanya ga mau nulis krn menjalani apa yg mereka yakini.

Sama kayak restoran jual daging babi. Secara nggak langsung, ada menu yg memang tidak utk mereka yg mengharamkan itu kan?

Geser dikit ke gender, sama kayak salon khusus cewek atau gerbong kereta khusus cewek. Cowok gak boleh masuk ke situ. Apakah cowok merasa didiskriminasi?

Tiap seller punya hak ke mana dan seperti apa mereka mau menjual. Kalo nggak sesuai dgn yg kita mau ya cari seller lain.

Prinsip mereka jelas gue gak bisa ngerti. Tapi banyak prinsip kita yg orang lain gak akan ngerti juga. Katanya toleransi, kenapa kita nggak bisa menghargai apa yg diyakini seseorang? Yaudalah, bahkan ada orang yg meyakini dewanya adalah kerbau, kita juga harus hargai walau di negara kita kerbau hanyalah ternak kan? Ada prinsip orang lain yg kita ga akan bs ngerti tp bisa kita hargai.

Yg comment itu ngomong atas nama toleransi dan agama Kristen. Tapi nggak bisa mentoleransi kepercayaan orang lain. Tapi bully, nyumpahin tokonya bangkrut, ngomong gak menunjukkan agama yg mengajarkan cinta kasih.

Shame on you. Really.”
Demikian tulis Selphie Usagi.
Sebagai penganut agama Kristen, gue sama sekali nggak masalah dengan keputusan toko kue ini. Tidak merasa…
Dikirim oleh Selphie Usagi pada 24 Desember 2017
Link: https://www.facebook.com/selphieusagi/posts/10155169262446444

Seperti ramai diperbincangkan, melalaui akun media sosialnya (fb dan instragram) pihak Chocolicous Indonesia memuat pernyataan terkait ucapan Natal:
“Dengan segala kerendahan hati dan segala hormat. Sebelumnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami dari Chocolicious Indonesia belum bisa memberikan atau menyediakan tulisan ucapan selamat Natal dan semisalnya.”

“Bukan berarti kami tidak menghargai agama mas/mba. Akan tetapi dengan segala hormat inilah yang harus kami jalankan dari prinsip agama kami,” kata pihak Chocolicious Indonesia melalui akun media sosialnya (Fb dan Instagram), Sabtu, 23 Desember 2017.

Penganut Kristen ini malah respect dengan sikap Chocolicious yang tolak ucapan Natal
Sumber: http://www.portal-islam.id/2017/12/penganut-kristen-ini-malah-respect.html


Mantan wartawan senior Media Indonesia (grup MetroTV), Edy A Effendi mengungkap di balik pencekalan Ustadz Abdul Somad (UAS) saat hendak mengisi ceramah di Hongkong.

Menurutnya, pencekalan Ustadz Abdul Somad terkait dengan Pilpres 2019.

Berikut selengkapnya seperti ditwitkan melalui akun twitternya @eae18 pada Jum'at (29/12/2017) kemarin:

– 26 Oktober 2017, jam 10.00 WIB, Presiden @jokowi mengundang salah satu kiai NU dari Jabar. Dalam pertemuan itu, ada pertanyaan presiden tentang gerakan 212 dan peluang presiden pada 2019. Dua pertanyaan yang mengandung persoalan mendasar.

– Kenapa gerakan 212 menjadi persoalan bagi Pak Jokowi dan penguasa saat ini? Karena gerakan ini tak bisa dibendung oleh siapapun. Massa yang ikut 212 ini, suara yang bisa menggerus Pak Jokowi pada Pilpres 2019.

– Itulah kenapa UAS harus dicekal masuk Hongkong. Jika UAS diperbolehkan ceramah di Hongkong ke para TKI, akan punya dampak signifikan pada Pilpres 2019. Maka perintah pencekalan, secara substansi bukan dari pihak Hongkong tapi dari “orang-orang kita”.

– Suara UAS akan punya dampak signifikan pada Pilpres 2019. PKB, PPP, PKS, tak bisa mangambil “suara-suara liar” massa yang ikut aksi 212. Publik terpecah dengan dikotomi partai-partai yang berbaju agama. Maka suara ulama seperti UAS, sangat signifikan mempengaruhi Pilpres 2019.

– Gerakan 212 seperti “hantu”. Tak bisa dikendalikan pihak penguasa. Silakan cek. Ceramah-ceramah UAS di berbagai lokasi dibanjiri jamaah dan sebagian jamaah adalah sosok-sosok yang punya empati dan terlibat pada aksi 212.

– Gelombang gerakan 212 akan semakin membesar dan puncaknya akan mengkristal pada Pilpres 2019. Dan jika pemerintah membiarkan “pencekalan” ke UAS dan beberapa ulama, justru amat tidak menguntungkan bagi kubu Presiden @jokowi untuk konteks Pilpres 2019.

– Pencekalan Jenderal Gatot Nurmantyo pun tak berbeda dengan pencekalan UAS. Motifnya sama. Mari kita lihat sepak terjang Jenderal Gatot setelah tak jadi panglima dan usai dia pensiun. Langkah-langkahnya akan amat strategis untuk Pilpres 2019.

– Orang-orang yang melihat persoalan secara verbal, terkait pencekalan UAS, selalu mempertanyakan kita tidak pernah tanda tangan perjanjian Preclearance dengan pihak Hongkong dll. Ini orang yang hanya membaca dari kaca mata lahir. Bisa masuk kategori jumud melihat persoalan.

– Jangan hanya membaca atau melihat berita yang beredar. Telusuri info-info di luar permukaan. Banyak sekali info yang tak dicover media tapi statusnya mutawatir. Insya Allah gerakan 212 akan jadi pendorong lahirnya presiden baru pada 2019. Aamiin YRA.

– Seperti biasa, gerombolan #Bong200 kelojotan kalau saya tweet fakta-fakta. Komen-komennya sok paling tahu. Mereka merasa paling tahu. Paling benar. Mereka tak membaca, banyak orang yang tahu dan punya jaringan informasi yang valid.

– Gerombolan #Bong200 percuma bully saya. Gak mempan. Saya bekerja mencari informasi dari segala arah. Ini kebiasaan lama, bertahun-tahun ketika masih di lapangan sebagai jurnalis. Bagaimana mencari informasi yang valid.

– Met Jumatan para sahabat. Tetap jaga ukhuwah. Hidupkan terus semangat aksi 212. Tak usah didengar para penyinyir dan tak usah digubris cemooh gerombolan #Bong200. Mereka sedang menjadi hamba setan. Diperbudak nafsu angkara murka. (edyaeffendi.com)


 Nabi Muhammad SAW wafat pada usia 63 tahun. Umatnya ha nya memiliki usia hidup rata-rata antara 60-70 tahun. Selebihnya, sedikit orang yang usianya melebihi 70 tahun. Usia yang sangat sing kat tersebut akan dipertang- gungjawabkan di hadapan Allah SWT.

Setiap detik perbuatan manusia selama hidupnya akan menen tukan kehidupan di akhirat nanti. Apakah mereka pantas ditempatkan di surga atau neraka.

Ustaz Raehanul Bahraen dalam kajian Islam Masjid Nurul Iman Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta, Ahad (25/12), dengan tema Rahasia Umurmu, mengatakan, sebuah rahasia mempunyai tanggung jawab besar yang harus dipegang teguh. Dalam hal umur manusia, terdapat rahasia-rahasian yang harus diketahui oleh umat Muslim.

Di dalam rahasia tersebut terdapat hal penting yang mesti diketahui untuk kehidupan yang baik di dunia maupun akhirat. “Kita perlu tahu hal-hal penting disetiap umur kita baik secara syariat maupun medisnya. Umur kita akan dipertanggung- jawabkan, ujar Ustaz Raehanul.

Dalam sabda Rasulullah menyebutkan bahwa terdapat empat hal yang akan ditanyakan oleh Allah nanti di akhirat, yakni digunakan untuk apa saat usia muda. Kemudian terkait harta, ilmu, dan amalnya.Sabda tersebut jelas bahwa umur akan menjadi satu pertanyaan yang harus dijawab di pen- gadilan akhirat nanti. (republika.co.id)


Da'i melayu asal Riau, Ustadz Abdul Somad semakin ditolak semakin berkibar namanya. Semakin dibenci para haters, semakin dicintai Umat.

Sosok Ustadz Abdul Somad bahkan disebut oleh pakar sejarah Islam, DR. Moeflich Hasbullah bisa menjadi pemimpin alternatif.

"Bukan mustahil, sarjana alumni Mesir dan Maroko yang kurus, cerdas, tegas, berilmu dan independen ini, akan menjadi pemimpin alternatif Islam Indonesia masa depan yang diterima semua golongan. Sosoknya jarang ada pada ulama-ulama lain yang selama ini dikenal. Ceramah-ceramahnya padat ilmu dan humor-humornya segar. Ia tegas tapi fleksibel, militan tapi juga kultural."

"Dalam diri Abdul Somad ada kultur NU, ada kemajuan Muhammadiyah, ada nahyi munkar FPI, ada aspirasi para habib, ada penerimaan pada khilafah bahkan ada nuansa salafi-wahabi. Lengkap sudah ulama yang satu ini dan, sekali lagi, bukan mustahil, inilah sosok pemimpin Islam Indonesia masa depan yang selama ini sulit dicari!!" kata DR. Moeflich Hasbullah melalui akun fbnya.

Tak salah kalau dalam POLLING di media sosial Twitter, Ustadz Abdul Somad secara telak mengalahkan Jokowi.

Dalam polling twitter yang dilakukan akun @maspiyuuu pada Jumat (29/12/2017) kemarin, Ustadz Abdul Somad yang dipasangkan dengan Anies Baswedan secara telak mengalahkan pasangan Jokowi-Ahok di Pilpres 2019.

Dari 7.900 responden, sebanyak 94% memilih Anies Baswedan - Ustadz Abdul Somad.


portal-umat.id

"Jika Menebar Kedamaian, Dakwah Pasti Tak Akan Ditolak" -- demikian tulisan di indonesiana.tempo.co, Kamis (28/12/2017). Dengan foto Ustadz Abdul Somad.

Link: https://indonesiana.tempo.co/read/121051/2017/12/28/syahirulalm/jika-menebar-kedamaian-dakwah-pasti-tak-akan-ditolak

Jadi menuru si penulis, penceramah yang dakwahnya ditolak karena tidak menebar kedamaian. Dakwahnya provokatif.

Mungkin si penulis lupa atau bahkan tidak membaca perjalanan dakwah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang tidak hanya ditolak tapi juga sampai dilempari batu seperti saat dakwah di Thaif.

Dakwah Nabi Muhammad SAW saja pernah bahkan sering ditolak, ditolak oleh orang Kafir dan Munafik. Pertanyaannya Dakwah mana yang lebih baik dari Dakwah Nabi Muhammad??? Kok Nabi tetap ditolak???

Karena dakwah Nabi Muhammad ditolak bahkan dilempari batu -meminjam kesimpulan si penulis- karena dakwahnya tidak menebar kedamaian???

Lucunya si penulis dalam tulisannya itu mencamtumkan juga dakwah Nabi Muhammad yang "penuh rahmat", dan mengajak bagi penceramah yang dakwahnya ditolak untuk introspeksi.

"Bagi seseorang yang kemudian keberadaannya ditolak oleh beberapa pihak, seharusnya memang lebih introspeksi kedalam dirinya sendiri, benarkan bahwa isi dari ceramah keagamaannya menuai sikap reaktif dari masyarakat?" -- kata si penulis.

Loh gak sekalian si penulis bilang agar Nabi Muhammad melakukan introspeksi kenapa dakwahnya ditolak di Thaif? Kenapa orang-orang Thaif sampai melempari batu? Pasti salah pendakwahnya. Pasti dakwahnya tidak menebar kedamaian. Pasti dakwahnya provokatif. Kalau menuruti logika si penulis.

Kalau si penulis belum tahu sejarah dakwah Rasulullah, banyak bacaan di buku dan media online. Tinggal googling ketemu.

Kalau malas googling, ini saya kasih satu tulisan Dakwah Rasulullah di Thaif yang bahkan diposting detikcom.

Thaif Kota Nan Sejuk dan Ujian Berat Sang Rasul Allah
https://news.detik.com/berita/1262874/thaif-kota-nan-sejuk-dan-ujian-berat-sang-rasul-allah-

Obat kebodohan itu dengan membaca.

portal-islam.id


Nama Ustaz Abdul Somad tiba-tiba semakin melejit di belantara dunia dakwah dan sosial di Tanah Air. Ustaz asal Pekanbaru, Riau, ini mendadak menjadi bahan perbincangan masyarakat luas, baik pro dan kontra.

Gerak-geriknya pun terus mendapat sorotan. Agenda ceramahnya diburu banyak kalangan. Nasihat-nasihat tausiyahnya diburu. Gaya ceramahnya lugas, berbobot, dan jenaka. Tak heran jika jamaah sering tersenyum dan tertawa mendengar ceramah ustaz alumni Maroko dan Mesir ini.

"Ceramah Ustaz Somad itu tegas, tidak bertele-tele, dan tidak membosankan. Saya suka logat dan bahasanya Ustaz Somad karena pakai Bahasa Melayu. Kalau ceramah bikin orang semangat dan berapi-api karena suaranya lantang," kata
Faturrahman (20 tahun), warga Kelurahan Jurangmangu Timur, yang menghadiri Safari Dakwah Ustaz Somad di Masjid Jami Al Jihad, Tangerang, beberapa hari lalu.

Ketua Panitia Safari Dakwah Ustaz Abdul Somad di Masjid Jami Al Jihad, Ustaz Bahruddin Hanafi, mengatakan Ustaz Somad kerap berpesan agar umat harus mencintai tanpa melihat latar belakang suku dan ras apa pun.

"Ustaz Somad sangat nasionalis dan menjunjung nilai-nilai agama. Nilai-nilai agama mengajarkan kebaikan. Beliau adalah ulama yang menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Ustaz Bahruddin, Jumat (29/12).



Menurutnya, Ustaz Somad sosok yang sederhana, rendah hati dan tidak mau dipuji-puji. Ia juga menilai isi ceramah Ustaz Somad sangat menggugah dan menginspirasi.

Misalnya, ia mengingatkan jamaah untuk introspeksi menghadapi tahun 2018, meminta umat menuju kepada hal-hal yang lebih baik sambil meninggalkan hal-hal buruk, meminta agar umat meningkatkan ibadahnya dan meningkatkan hubungan kepada sesama manusia.

"Pesan beliau dari berbagai suku, ras, semuanya dapat disatukan dengan hati yang penuh cinta, cinta dasarnya ibadah kepada Allah SWT," ujar Bahruddin.

Kalangan selebritas juga ikut memberikan penilaian tentang Ustaz Somad. Tiga artis yang dikenal tekun dalam belajar agama Islam yaitu Teuku Wisnu, Dude Harlino dan Dimas Seto mengaku bangga bisa bertemu dan mendengarkan tausiyah dari Ustaz Abdul Somad.

Hal ini diketahui dari foto yang diunggah Dimas Seto di akun media sosial Instagram pribadinya, Kamis (28/12).

"Alhamdulillah, berkumpul bersama org2 yg selalu mengajak dalam kebaikan @ustadzabdulsomad," kata Dimas Seto dalam foto yang diunggahnya di Instagram pribadinya.

Dalam foto tersebut, ada Dimas Seto, Teuku Wisnu dan Dude Herlino yang berfoto bersama dengan Ustaz Abdul Somad.

Dude Harlino juga mengunggah foto kebersamaannya dengan Ustaz Abdul Somad. "Alhamdulillah bisa bertemu @ustadzabdulsomad, terima kasih untuk ilmu dan motivasinya Ustad, semoga Allah Ta’ala memberi kesehatan, keberkahan dan perlindungan, aamin," tutur Dude.

Tiga peristiwa
Ada sebab musabab mengapa Ustaz Somad begitu terkenal dan menjadi bahan perbincangan. Setidaknya, dalam waktu hampir dua bulan ini ada tiga peristiwa penting yang berpengaruh terhadap karier berdakwah Ustaz Somad.

Pertama, penolakan ceramah di Bali. Sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) di Bali yang bergabung dan menamakan diri Komponen Rakyat Bali (KRB) menolak safari dakwah Ustaz Abdul Somad, Jumat (8/12). Puluhan orang anggota KRB berunjuk rasa di halaman Hotel Aston Denpasar, tempat Ustaz Somad menginap.

Ustaz Somad hari itu dijadwalkan mengisi pengajian di Masjid An-Nur di Jalan Diponegoro Denpasar pada pukul 20.00 WITA. Polisi kemudian melakukan mediasi antara pihak penolak dengan ustaz Somad.

Ustaz Somad pun diminta mengikrarkan janji dan sumpah setia di atas Alquran kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang akhirnya dipenuhi. Namun, KRB yang didominasi anggota Laskar Bali tetap bersikeras menghentikan rencana tersebut.


Penolakan terhadap ustaz Somad pada mulanya disuarakan di media sosial oleh Pinisepuh Perguruan Sandhi Murti, I Gusti Ngurah Agung Ngurah Harta dan salah satu anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Bali, Arya Wedakarna. Ustaz Somad dinilai seorang yang mendukung tegaknya sistem khilafah di Indonesia.

Namun kemudian Laskar Bali menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Melayu, khususnya Muslim di Riau, atas peristiwa yang dialami Ustaz Abdul Somad di Bali, beberapa waktu lalu.

Sekretaris Jenderal Laskar Bali, I Ketut Ismaya, mengatakan dirinya berharap ke depannya persaudaraan sebangsa dan setanah air semakin erat.

"Kepada saudara kami di Riau yang sangat kami hormati. Kami umat Hindu di Bali sangat cinta damai, sangat cinta toleransi. Kami tidak bermaksud mengintimidasi ustaz. Kami salah paham karena kami tidak tahu. Saudara Muslim kami di Riau, jagalah kami, jagalah umat Hindu di Riau juga. Kami pun akan terbuka menjaga masyarakat Riau yang datang ke Bali. Semoga persaudaraan ini dipererat kembali," kata Ismaya, Senin (11/12) petang.

Ustaz Abdul Somad menyampaikan apresiasinya terhadap umat Hindu di Bali. Kehadiran Raja Pemecutan XI, Cokorda Pemecutan, pada tablig akbar di Masjid Baiturrahman Denpasar dinilainya sebagai bentuk sikap bersahabat dan bersaudara.

Ketua Forum Peduli Ustaz Abdul Somad (FPUAS), Ahmad Syaifullah mengatakan, Ustaz Somad menaruh hormat pada sikap Raja Pemecutan. Kehadiran beliau menunjukkan sikap masyarakat Bali yang sejati

"Umat Hindu di Bali sangat terbuka dengan kehadiran umat lain, sehingga selama ini bisa berdampingan secara harmonis," kata Ustaz Somad.

Peristiwa Hong Kong

Peristiwa kedua, penolakan Ustaz Somad masuk Hong Kong. Melalui akun Facebook-nya, Ustaz Somad menceritakan bahwa dia sampai di Hong Kong pada Sabtu (23/12) sore. Baru turun dari pintu pesawat saat masih di bandara, sejumlah orang yang tidak berseragam menghadang dan menariknya secara terpisah. Saat itu, Ustaz Somad bersama dua rekannya juga ditarik orang-orang itu.

“Mereka meminta saya buka dompet. Membuka semua kartu-kartu yang ada. Di antara yang lama mereka tanya adalah kartu nama Rabithah Alawiyah (Ikatan Habaib). Saya jelaskan. Di sana saya menduga mereka tertelan isu terorisme. Karena ada logo bintang dan tulisan Arab,” tulis Ustaz Somad di akun Facebook-nya, Ahad (23/12) dini hari.

Kemudian, lanjut Ustaz Abdul Somad, mereka melakukan interograsi. Adapun pertanyaan yang disodorkan adalah soal identitas, pekerjaan,  pendidikan, keterkaitan dengan ormas dan politik. Setelah 30 menit, kemudian mereka menjelaskan bahwa negara mereka tidak dapat menerima sang ustaz.

Peristiwa ketiga, pembatalan mendadak ceramah di Masjid Nurul Falah PLN Jakarta Pusat, Kamis (28/12). Ustaz Somad seharusnya mengisi ceramah di masjid tersebut pukul 11.30-13.30 WIB, namun hingga pukul 12.00 WIB ia belum datang.

Panitia penyelenggara pengajian kemudian  meminta maaf kepada Ustaz Somad dan juga jamaah setelah acara pengajian pada Kamis (28/12) batal dilaksanakan. Panitia beralasan pembatalan ini terkait daya tampung masjid yang tak mencukupi.

Ketua Panitia Penyelenggara, M Ismed Suryanegara dalam konferensi persnya di kantor PLN Disjaya mengungkapkan kegiatan ini sebenarnya sudah dipersiapkan sekitar dua bulan lalu. Panitia pun sudah menyepakati pelaksanaannya mengundang Ustaz Abdul Somad.

Ustaz Somad pun menanggapi dingin peristiwa-peristiwa yang menimpanya belakangan ini. Ia mengaku akan terus berdakwah apapun rintangan yang dihadapi. Ia terus mengajak umat Islam untuk menjaga persatuan bangsa, mencintai tanah air, dan membantu sesama.

Oleh: Rahmat Fajar, Fuji E Permana, dan Mutia Ramadhani
republika.co.id


Ustaz Abdul Somad dipersekusi dan dilarang ceramah diberbagai tempat. Di antaranya di Bali dan Hong Kong. Hal ini tentu saja menarik perhatian sejumlah pakar. Salah satunya dari Sosiolog Musni Umar.

"Sebagai sosiolog, saya tidak habis pikir, mengapa Ustaz Abdul Somad (UAS) dipersekusi  dan dilarang ceramah di berbagai tempat. Bahkan berbagai diskusi di dunia maya, di duga keras larangan UAS masuk ke Hong Kong di duga keras merupakan titipan dari dalam negeri," jelasnya dalam pesan tertulis kepada Republika.co.id, Jakarta, Sabtu (30/12).

Menurutnya apa yang dialami UAS lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya. Pertama, manfaatnya semakin melambungkan nama UAS di tengah umat. Sebaliknya memberi mudarat kepada pemerintahan karena bisa semakin dicitrakan negatif dikalangan umat Islam non-NU.

Ia pun menyoroti Muslim non-NU yang semakin solid. Mereka membuktikan diri dalam Aksi Bela Islam 212. 
"Maka persekusi terhadap Habib Rieziq, Ustaz Abdul Somad dan para ustaz lain,  akan semakin mengkristal dan menyatu dalam melakukan perlawanan pada pesta demokrasi 2019," ujar pria yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta itu.
Musni pun menganggap kasus ini bisa membuat PDIP selaku partai pendukung pemerintah menjadi tidak diuntungkan. Oleh karena itu, persekusi dan larangan ceramah terhadap UAS dan para ustaz lain harus segera diakhiri.
"Biarlah kebebasan dalam menyampaikan dakwah dilaksanakan dengan cara yang sebaik-sebaiknya sesuai UUD 1945," ujarnya.


Ustaz Abdul Somad dipersekusi dan dilarang ceramah diberbagai tempat. Di antaranya di Bali dan Hong Kong. Hal ini tentu saja menarik perhatian sejumlah pakar. Salah satunya dari Sosiolog Musni Umar.

"Sebagai sosiolog, saya tidak habis pikir, mengapa Ustaz Abdul Somad (UAS) dipersekusi  dan dilarang ceramah di berbagai tempat. Bahkan berbagai diskusi di dunia maya, di duga keras larangan UAS masuk ke Hong Kong di duga keras merupakan titipan dari dalam negeri," jelasnya dalam pesan tertulis kepada Republika.co.id, Jakarta, Sabtu (30/12).

Menurutnya apa yang dialami UAS lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya. Pertama, manfaatnya semakin melambungkan nama UAS di tengah umat. Sebaliknya memberi mudarat kepada pemerintahan karena bisa semakin dicitrakan negatif dikalangan umat Islam non-NU.

Ia pun menyoroti Muslim non-NU yang semakin solid. Mereka membuktikan diri dalam Aksi Bela Islam 212. 
"Maka persekusi terhadap Habib Rieziq, Ustaz Abdul Somad dan para ustaz lain,  akan semakin mengkristal dan menyatu dalam melakukan perlawanan pada pesta demokrasi 2019," ujar pria yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta itu.
Musni pun menganggap kasus ini bisa membuat PDIP selaku partai pendukung pemerintah menjadi tidak diuntungkan. Oleh karena itu, persekusi dan larangan ceramah terhadap UAS dan para ustaz lain harus segera diakhiri.
"Biarlah kebebasan dalam menyampaikan dakwah dilaksanakan dengan cara yang sebaik-sebaiknya sesuai UUD 1945," ujarnya.